Setelah satu semester saya jalani, kali ini saya akan berbagi pengalaman saya kuliah di Universitas Terbuka yang sedang saya jalani. Mungkin bisa menjadi referensi bagi Anda yang lulusan D3 untuk melanjutkan ke S1 atau bahkan dari S1 menuju S2.
Mungkin saya belum sempat menceritakan mengenai background pendidikan di website ini. Saya adalah lulusan D3 Manajemen Informatika di Universitas Bina Sarana Informatika atau yang biasa disingkat BSI. Mengambil fokus jurusan web programming membuat saya cukup familiar dengan pembuatan website dan semacamnya.
Lulus dengan skill pemrograman, dalam perjalanan karir saya lebih berfokus pada pemasaran digital atau yang dikenal sebagai digital marketer dimana keahlian komunikasi sangat dibutuhkan. Oleh karena itu saya berpikir cukup tepat rasanya apabila saya mengembangkan keahlian ini. Meski kuliah tidak harus menjadi satu-satunya pilihan, tapi rasanya cukup familiar untuk memulai dengan edukasi formal ini dahulu.
Belajar Sambil Tetap Berkarya
Baiklah, setelah cukup menceritakan latar belakang, kita kembali ke pembahasan bagaimana pengalaman kuliah di Universitas Terbuka yang saya jalani. Tentu saja, ini adalah pendapat dari pengalaman pribadi.
Kuliah di universitas negeri yang satu ini memang memiliki pengalaman yang sangat unik dan berbeda dari universitas negeri lainnya. Di Universitas Terbuka, memang sangat diutamakan untuk belajar melalui jarak jauh atau daring.
Beberapa hari setelah saya mendaftarkan diri, saya langsung dikirimi paket modul buku cetak yang sangat tebal dan berukuran besar. Meskipun di pembelajarannya sendiri tetap tersedia perpustakaan daring yang dimana buku yang sama dapat diakses melalui halaman akses mahasiswa.
Mahasiswa di Universitas Terbuka memang dituntut untuk dapat berinisiatif sehingga dalam setiap sesi kelasnya, kita hanya bermodalkan buku modul, kemudian di setiap sesi terdapat diskusi online pada forum yang disediakan dan wajib diikuti. Di sinilah inisiatif kita dibutuhkan karena tidak jarang modul saja tidak cukup sebagai landasan materi saat kita berdiskusi.
Selain sesi forum diskusi, setiap 2-3 pertemuan diadakan kuis atau menurut saya semacam mini ujian essay. Tak terasa, hanya sekitar 3 bulan menjalani materi, diskusi, dan kuis, tiba-tiba sudah saatnya UAS aja.
Untuk materi, diskusi, dan kuis waktu yang diberikan sangat fleksibel, setiap mata kuliah diberikan waktu 1-2 pekan sehingga bisa diakses kapanpun dan tidak mengganggu waktu kerja kita. Hanya saja, untuk UAS ada yang diwajibkan untuk luring tergantung pada mata kuliah itu sendiri.
Oiya, saya ingat pernah mendapatkan informasi bahwa kita bisa memilih untuk mendapatkan sesi daring dengan dosen sehingga tidak hanya membaca buku tapi juga mendapatkan kelas yang interaktif. Saya akan mencoba itu di semester depan untuk mata kuliah yang saya sangat tertarik nantinya.
Apakah Kuliah di Universitas Terbuka Worth It?
Saya meyakini ada cukup banyak pertanyaan apakah kuliah di Universitas Terbuka itu worth it? Tentu ada beberapa pilihan lain yang layak untuk bersaing dengan Universitas Terbuka ini dalam hal kuliah daring, salah duanya Binus dan Esa Unggul.
Namun tentunya ada banyak perspektif dalam kita memilih suatu kampus mulai dari akreditasi, popularitas, dan tentu saja biaya. Kuliah di Universitas Terbuka sangatlah bagus untuk dicoba apabila Anda memiliki banyak prioritas namun tetap ingin meng-upgrade diri.
Apakah ada kekurangan dalam kuliah di Universitas Terbuka ini? Tentu saja semakin banyak ekspektasi, akan membuka kesempatan kekecewaan karena tidak semua ekspektasi bisa terpenuhi. Dengan sistem daring ditambah tidak semua jurusan adalah jurusan yang dikhususkan oleh orang yang tech savvy, tidak jarang terjadi komunikasi yang tidak sampai kepada mahasiswa.
Oleh karena itu, sejak awal sudah saya katakan bahwa mahasiswa dituntut untuk dapat berinisiatif dan dapat melakukan eksplorasi mengenai bidang dan kuliahnya masing-masing. Jadi, apakah Anda tertarik kuliah di Universitas Terbuka? Atau, kalau Anda adalah mahasiswanya silahkan komen ya!