Skip to content

Runje Muhammad Riswan

Digital Marketer | Content Specialist

Menu
  • Home
  • Belajar Konten Marketing
  • My Work
  • My Mind
Menu

Jika Orang Lain Bisa, Kita (Tidak Harus) Bisa Juga!

Posted on 19 January 20222 July 2023 by Runje Muhammad Riswan

Kita semua pasti pernah dengar quotes yang berbunyi “Jika orang lain bisa, kita pasti juga bisa” ‘kan? Quotes ini memang tidak sepenuhnya salah, namun tidak juga bisa dipegang matang-matang dan dijadikan pegangan dalam hidup. Mengapa demikian?

Mari kita ambil persamaan-persamaan yang menjadi tolak ukur banyak orang membuat quotes demikian. Dari persamaan inilah yang kemudian dijadikan acuan bahwa kita sangat bisa untuk menjadi seperti Elon Musk ataupun Mark Zuckenberg.

1. Kita semua sama-sama memiliki 24 jam dalam sehari

Saya, Anda, orang terkaya di dunia, orang terkaya di Indonesia, office boy, security, hingga pengemis jalanan semuanya sama dalam hal waktu. Kita sama-sama merasakan dalam sehari adalah 24 jam atau 1.440 menit, atau 86.400 detik.

Yang sering menjadi kutipan adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu tersebut dan bagaimana orang-orang sukses memanfaatkan waktunya, Dalam hal ini, apakah kita memiliki kebiasaan yang berbeda dalam menggunakan waktu? Mari kita jawab sendiri-sendiri.

2. Semua pasti pernah gagal

Kegagalan ternyata bukan cuma milik orang miskin, orang-orang sukses juga seringkali mengatakan kalau mereka pernah gagal, mengalami titik terendah dalam hidup, depresi, tertipu, stuck, dan banyak hal lainnya.

Hal ini yang kemudian sering dijadikan bahan headline di media sosial para motivator bahwa mereka juga pernah gagal, namun pantang menyerah dan kemudian bangkit. Hm, benar sesederhana itu? Mari kita jawab sendiri-sendiri.

3. Orang sukses juga punya masa lalu yang buruk

Tidak semua orang sukses kisah hidupnya mulus-mulus saja. Kita pasti tahu ada beberapa CEO atau Founder perusahaan yang dulunya pernah Drop Out dari kuliahnya. Saya rasa berita ini sudah sangat familiar diceritakan.

Jika Orang Lain Bisa, Namun Kita Tidak Bisa, Mungkin Ini Sebabnya

Bapak dari seorang Bill Gates adalah seorang pengacara ternama pada masanya, begitupun bapak dari Nadiem Makarim bukanlah orang sembarangan. Maka wajar apabila mereka bisa bisa bereksplorasi bisnis yang kemudian gagal dan setelah itu bangkit lagi dengan model bisnis lainnya.

Barangkali, mereka memiliki mentor dalam berbisnis yaitu bapaknya sendiri, atau sang bapak yang memperkenalkan anaknya dengan seorang mentor karena channel-nya sangat baik. Pun ketika bisnis itu gagal, mereka masih bisa hidup dengan aman atau bahkan dapat suntikan modal kembali oleh keluarganya. Correct Me If I’m Wrong

Yang jelas, kita sebagai rakyat biasa dengan orang tua yang tidak kaya raya – bahkan, tidak sedikit dari kita yang menjadi sandwich generation tentunya tidak bisa seratus persen mengikuti jejak mereka. Sekali kita gagal dan modal habis, maka mungkin habis pula kehidupan kita.

Saatnya Terima Kenyataan dan Keadaan 

Tulisan ini dibuat bukan untuk mendemotivasi Anda, apalagi mengajak Anda untuk berhenti bermimpi. Namun Saya berharap dengan tulisan ini, Anda bisa lebih realistis dalam menentukan impian dan memilih jalan.

Bagaimana makna realistis itu? Apakah realistis berarti kita tidak boleh menjadi orang yang jauh lebih baik dari sekarang? Tentu saja tidak.

1. Bandingkan diri kita sekarang dengan yang lalu

Untuk menjadi sukses, tidak perlu terlalu jauh membandingkan diri kita dengan orang lain. Cukup bandingkan kita saat ini dengan kita di masa lalu. Bukankah kita ingin selalu lebih baik setiap harinya? Maka cukuplah kita lihat apakah saat ini kita lebih baik daripada kita saat 5 atau 10 tahun ke belakang.

2. Jadilah seperti orang yang latar belakangnya sama dengan kita

Terkadang kita memang membutuhkan role model untuk menjadi tolak ukur kita. Namun, bagi kita yang terlahir dari orang tua yang biasa saja, tentunya akan sulit untuk mengikuti jejak orang yang lahir dari keluarga kaya raya. Titik start kita saja sudah berbeda.

Maka carilah orang yang lebih baik dari kita saat ini namun kita tahu orang tersebut memulai semuanya dari titik yang sama dengan kita.

Sadarilah apa yang kita punya terlebih dahulu, lalu kemudian menentukan apa yang kita cita-citakan dan tanpa melupakan resiko ke depan.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Belajar Konten Marketing
  • My Work
  • Umum
  • Uncategorized
© 2025 Runje Muhammad Riswan | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme