Belum lama ini, ada seorang influencer di instagram menuliskan komentar bahwa lahir miskin juga privilege karena bisa merasakan berjuang dan jadi sukses. Tentu saja tulisan beliau ini menjadi ramai diperbincangkan. Apakah menjadi miskin itu memang privilege?
Sebelum membahasnya lebih jauh, mari kita samakan dahulu apa itu privilege. Mengacu pada Google Translate maupun KBBI, privilege adalah hak istimewa. Kita bisa memiliki hak istimewa karena adanya suatu kelebihan yang kita punya, dan banyak orang lain tidak punya.
Biasanya kita mendapatkan privilege apabila membayar lebih seperti di pesawat, kita akan dapat kursi yang lebih nyaman apabila membayar tiket kelas bisnis dibandingkan kelas ekonomi.
Namun, apakah privilege ada di pihak orang yang tidak memiliki uang? Bisa jadi, seperti ibu hamil atau orang lanjut usia yang akan dapat prioritas tempat duduk saat di kereta atau bus.
Lalu, bagaimana dengan hidup miskin, lalu kemudian merasakan “indahnya” berjuang dan jadi sukses? Apakah menjadi miskin seperti itu merupakan privilege?
Hak Istimewa ≠ Kondisi Istimewa
Alih-alih menyebutnya sebagai hak istimewa, Saya lebih suka menyebutnya dengan kondisi istimewa.
Mereka yang terlahir kaya, pasti sangat mudah untuk membangun bisnis atau karir. Mereka bisa dengan mudah mendapatkan pendidikan yang baik, dan berimbas kepada gelar yang oke untuk masuk ke perusahaan ternama dengan jabatan yang tinggi.
Jika pun mereka memutuskan untuk berbisnis saja, tidak ingin kuliah, maka mereka tidak perlu berpikir berkali-kali dalam mengucurkan modal. Tidak sedikit pula yang diinvestasikan oleh orang tuanya. Dan inilah yang disebut privilege.
Orang yang terlahir dari keluarga yang kekurangan, tentunya harus berjuang lebih keras agar sukses daripada orang yang sebaliknya. Berapa banyak orang yang terpaksa tidak kuliah padahal kecerdasannya mampu untuk masuk ke universitas ternama karena tidak punya uang, bahkan setelah dapat beasiswa.
Tidak sedikit pula orang yang kompeten dalam membangun bisnis, namun akhirnya terpaksa menjadi karyawan kelas bawah karena tidak punya modal dan tidak punya jaminan untuk mengajukan modal.
Kondisi seperti ini menjadikan sebuah keistimewaan tersendiri bagi orang miskin yang bisa sukses. Apakah ini layak untuk disebut privilege? Menurut Saya, tidak. Privilege allias hak istimewa itu adalah hak untuk memudahkan sementara kondisi istimewa para orang miskin justru membuatnya impiannya jauh lebih sulit untuk dikejar.
Bagaimana menurut Anda? Apakah menjadi miskin itu merupakan privilege? Silahkan diskusi di komentar 🙂