Satu momen yang saya sangat sukai adalah bermotor. Sejak kecil, ketika ayah saya baru selesai dari kerjanya saya selalu memintanya untuk bermotor mengitari wilayah rumah meski hanya sekitar 1km saja. Sampai dewasa, saya jadi sering kali bermotor walau sendiri dan hanya berkeliling saja tanpa tujuan.
Salah satu hal yang saya sukai dari hal ini ketika dewasa adalah saya bisa sedikit meremajakan pikiran dengan melihat suasana baru di luar dari tempat kerja, rumah, dan suasa-suasana yang monoton saya hadapi.
Tak jarang, pada saat berkendara inilah muncul pemikiran-pemikiran aneh, liar, -atau mungkin umum cuma saya aja yang merasa aneh hehe-. Salah satunya adalah pernyataan klasik dimana banyak orang merasa hidup ini tidak adil.
Banyak orang merasa tersakiti pada saat menerima kenyataan bahwa hidup ini memang tidak adil. Saya pun demikian, sampai akhirnya bisa menerima kenyataan tersebut. Yah, setidaknya sampai hari dimana saya menulis tulisan ini.
Sebagai makhluk yang mengakui adanya Tuhan, saya harus luruskan dahulu bahwa Tuhan sejatinya Maha Adil. Lalu bagaimana bisa hidup ini terasa tidak adil? Kenapa ada orang kaya, dan ada orang miskin?
Hal ini mengingatkan saya akan sebuah episode di film animasi Fairly Odd Parent dimana Timmy meminta kepada orang tua peri-nya supaya semua orang menjadi sama. Hasilnya, dunia terlihat aneh, membosankan, bahkan menimbulkan kekacauan.
Hal yang serupa juga saya lihat di salah satu episode SpongeBob SquarePants dimana Squidward tinggal di sebuah komplek yang isinya sejenis dengan dia baik dari kalangan gurita hingga sifatnya. Hasilnya? Sama dengan kasus Timmy di Fairly Odd Parent.
Sejatinya, hidup memang membutuhkan si kaya, si miskin, si baik, si jahat, dan lainnya.
Sekarang, coba bayangkan bila bumi ini isinya orang kaya semua. Saya menjadi orang kaya dengan rumah mewah dan 10 mobil, Maka pastilah saya membutuhkan supir pribadi dan asisten rumah tangga (ART). Namun, siapa yang akan sudi menjadi ART bila semua orang adalah orang kaya?
Oleh karena tidak semua pekerjaan bisa dikerjakan oleh robot, tentu manusia saling membutuhkan jasa satu sama lain. Si kaya membutuhkan si miskin untuk membantunya, si miskin membutuhkan si kaya untuk menghidupinya. Maka, dalam hidup ini harus ada dua kalangan tersebut.
Setidaknya sampai sini saya mulai menerima bahwa kaya dan miskin bukan topik utama dalam hidup. Yang terpenting adalah menjadi berguna, bila Anda menjadi kaya maka berguna dengan privilege Anda, bila Anda miskin maka berguna dengan kemampuan Anda.
Dan perlu diingat saya yang menulis tulisan ini bukanlah orang kaya. Bahkan jika perlu saya ceritakan hidup saya, mungkin Anda membutuhkan satu kotak tisu sebelum mendengarnya hehe
Jadi, hidup ini memang tidak adil dan kita harus menerimanya. Tentu, kita bisa berusaha untuk mengubah nasib sehingga awalnya merasa hidup ini tidak adil karena kita miskin, menjadi kaya raya dan kemudian akan selalu ada orang lain yang berpikir bahwa hidup ini tidak adil.
Jadi, tetap semangat!