Skip to content

Runje Muhammad Riswan

Digital Marketer | Content Specialist

Menu
  • Home
  • Belajar Konten Marketing
  • My Work
  • My Mind
Menu

Beruntung Cita-Cita Saya Tidak Dikabulkan

Posted on 8 February 20222 July 2023 by Runje Muhammad Riswan


Berawal dari melihat video anak-anak kecil yang ditanyakan oleh gurunya, apa cita-cita mereka. Saya jadi teringat kembali di masa remaja dulu sempat punya cita-cita yang bisa dibilang sangat sederhana, namun tidak juga kesampaian. Tapi, Saya bersyukur akan itu. Mengapa?

Sebagai anak kecil yang tumbuh dari keluarga penuh keterbatasan, Saya sedari kecil tidak pernah muluk-muluk ingin menjadi dokter, pilot, atau lainnya yang mana anak seusia Saya ceritakan. Memiliki seorang ayah yang bekerja sebagai pedagang sembako, membuat Saya paham seperti apa keuangan ayah Saya. Belum lagi, beliau punya 5 anak yang harus dihidupi.

Hal-hal ini membuat Saya sedari kecil sudah skeptis akan bercita-cita terlalu tinggi. Masa SD dan SMP Saya jalani apa adanya hanya berharap segera lulus sekolah dan mengakhiri beban orang tua untuk bayar iuran bulanan sekolah.

Tiba di masa SMA, pergaulan Saya sedikit lebih luas dan mulai berkenalan dengan dunia maya. Saat itu, Saya baru kenal dengan Friendster, Kaskus, kemudian dilanjutkan dengan Facebook dan Twitter. 

Internet pada saat itu sangat membantu bagi Saya dalam menambah wawasan dan mendapatkan teman baru serta komunitas yang Saya butuhkan. Berawal dari betapa bermanfaatnya internet bagi Saya, munculah sebuah cita-cita sederhana.

Cita-Citaku: Ingin Menjadi Pemilik Warnet


Bukan menjadi pilot, dokter, atau polisi, yang Saya inginkan adalah menjadi sesosok pengusaha dengan ide bisnis sebuah Warung Internet atau yang dahulu akrab disebut warnet.

Di masa SMA tersebut Saya sudah berandai-andai kelak lulus sekolah akan langsung bekerja, dan mengumpulkan uang kemudian uang tersebut dipakai untuk membeli sejumlah komputer dan kebutuhan lainnya dalam membangun warnet.

Namun, action tidak semudah gagasan. Tidak lama setelah dinyatakan lulus sekolah Saya langsung bekerja menjadi waiter di restoran. Namun, dengan gaji 1,2juta Saya belum bisa menabung untuk cita-cita.

Alih-alih menabung untuk membuka warnet, Saya lebih memprioritaskan menabung untuk masuk kuliah. Tujuannya hanya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik gaji lebih dari saat itu. Hehe

Waktu terus berjalan hingga akhirnya Saya lulus kuliah dan menyadari bahwa bisnis warnet telah mati, meski mungkin belum sepenuhnya. Dengan hadirnya smartphone, laptop murah, dan harga internet yang lebih terjangkau, kebutuhan internet jadi lebih mudah diakses kapan dan dimana saja sehingga warnet mulai tidak dibutuhkan lagi.

Kini, usai sudah cita-cita untuk menjadi pemilik warnet dan terkadang Saya bersyukur bahwa cita-cita ini tidak teralisasikan. Bayangkan betapa Saya akan merasa struggle apabila saat ini, Saya adalah apa yang dulu dicita-citakan.

“Kadang takdir tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Tapi, kalau kita bisa berfikir lebih baik, kita akan tahu bahwa Tuhan selalu mentakdirkan yang terbaik.”

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Belajar Konten Marketing
  • My Work
  • Umum
  • Uncategorized
© 2025 Runje Muhammad Riswan | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme